Urutan penurunan verba mengikuti kaidah urutan afiks berikut :
1.
Jika perfiks
tertentu mutlak diperlukan untuk mengubah kelas kata dari dasar tertentu
menjadi verba, prefiks itu tinggi letaknya dalam hierarki penurunan verba.
Contoh :
darat (nomina) → mendarat
(verba)
layar
(nomina) → berlayar (verba)
kuning (adjektiva) → menguning
(verba)
satu
(numeralia) → bersatu (verba)
Prefiks meng- dan ber- pada contoh diatas diperlukan untuk mengubah nomina darat dan layar, adjektiva kuning,
dan numeralia satu menjadi verba.
Prefiks seperti ini mempunyai hierarki yang tinggi dalam proses penurunan
verba.
2.
Jika prefiks
tertentu digunakan bersama dengan sufiks tertentu dan kehadiran kedua afiks itu
terpadu dan maknanya tak terpisahkan, dalam hierarki penurunan verba kedua
afiks yang bersangkutan mempunyai tempat yang sama tingginya. Prefiks dan
sufiks itu merupakan konfiks.
Contoh :
jatuh
(verba) → kejatuhan (verba)
banjir
(nomina) → kebanjiran (verba)
datang
(verba) → berdatangan (verba)
pergi
(verba) → bepergian (verba)
3.
Jika prefiks
terdapat pada verba dengan dasar nomina
yang bersufiks tertentu, prefiks itu lebih tinggi letaknya daripada sufiks
dalam hierarki penurunan verba.
Contoh :
halangan
→ berhalangan
kaitan → berkaitan
pasangan → berpasangan
urutan
→ berurutan
hubungan → berhubungan
Perlu
kiranya dicatat dua hal. Pertama, bentuk yang terletak dilajur kiri adalah
nomina yang telah bersufiks –an.
Nomina ini berubah menjadi verba setelah diberi prefiks –ber. Kedua, prefiks –ber
adalah wajib untuk memperoleh status sebagai verba. Karena itu hierarki –ber lebih tinggi dari –an.
4.
Jika prefiks
tertentu digunakan bersama dengan sufiks tertentu, sedangkan hubungan antara
sufiks dan dasar telah menumbuhkan makna tersendiri, dan penambahan prefiks itu
tidak mengubah makna leksikalnya, maka tempat sufiks dalam hierarki penurunan
verba lebih tinggi daripada prefiks.
Contoh :
darat
→ daratkan →
mendaratkan
kuning → kuningkan → menguningkan
restu
→ restui →
merestui
Perlu
diperhatikan bahwa bentuk yang terletak dilajur tengah adalah verba sehingga
prefiks meng- tidak berfungsi sebagai
pembentuk verba.
5.
Jika prefiks
tertentu digunakan bersama denan sufiks tertentu, hubungan antara prefiks dan
dasar kata telah menghasilkan perubahan kelas kata, dan penambahan sufiks tidak
mengubah kelas kata lagi., maka dalam hierarki penurunan verba prefiks itu
lebih tinggi daripada sufiks.
Contoh :
asas
→ berasas
→ berasaskan
atap → beratap → beratapkan
dasar → berdasar → berdasarkan
Pada contoh
diatas penambahan sufiks –kan tidak
lagi merupakan syarat untuk menjadikan dasar kata menjadi verba.
6.
Jika prefiks
tertentu digunakan bersama dengan sufiks tertentu, dan gabungan keduanya bukan
merupakan konfiks tetapi menentukan makna leksikal, maka maknalah yang kita
anggap menentukan hierarki pembentukan verba. Verba transitif berhentikan, misalnya, kita anggap
diturunkan dari berhenti lalu
ditambah –kan, dan bukan dari
hentikan lalu ditambah ber. Hal ini
disebabkan oleh makna verba berhentikan,
yakni ‘menyebabkan berhenti’ dan bukan ‘ditandai oleh hentikan.’
Penggabugan Prefiks dan Sufiks
a.
Prefiks ke- tidak dapat bergabung dengan sufiks –kan atau –i (kecuali dalam dasar verba ketahui)
b.
Prefiks meng-,
per-, ter-, dan di- tidak
dapat bergabung dengan sufiks –an
c.
Prefiks ber- tidak dapat bergabung dengan sufiks
–i
d.
Prefks ke- hanya dapat bergabung dengan sufiks –an, dan dengan –i pada kata ketahui.
1.
meng-kan : menidurkan, membelikan, mendekatkan
2.
meng-i : merestui, membohongi, mendekati
3.
per-kan: permainkan, peristrikan, peringatkan
4.
per-i : perbaiki, perlengkapi, peringati
5.
ber-kan : berdasarkan, berisikan, berpedomankan
6.
ber-an : berjatuhan, berpergian, berdatangan
7.
ter-kan : terselesaikan, terabaikan, terlemparkan
8.
ter-i : terpenuhi, teratasi, tersaingi
9.
di-kan : ditentukan, dihabiskan, dituliskan
10.
di-i : didatangi, dibatasi, diulangi
11.
ke-an : kelaparan, kejatuhan, kecurian
12.
ke-i : ketahui
Urutan Afiks
Jika dua prefiks terdapat
pada satu dasar yang sama. Urutan yang pertama adalah prefiks meng- yang selalu menduduki posisi
paling kiri. Kemudian menyusul prefiks per-
dan ber- sehingga menjadi bentuk memper- dan member- seperti pada memperjuangkan,
memperkecil, memperbaiki, memberhentikan,
memberlakukan, dan memberangkatkan.
Prefiks ter-
dan di- perwujudan lain dari prefiks meng- dalam posisi tertentu. Jika meng- merupakan verba transitif, ter- dan di- dapat menggantinya.
Contoh :
membeli − dibeli
− terbeli
membawa
− dibawa −
terbawa
Dengan demikian, meng- di satu
pihak dengan di- dan ter- di pihak lain menduduki posisi yang
sama dalam susunan urutan verba.
Morfofonemik
Prefiks meng-, per-, ber-, dan ter- mengalami
perubahan bentuk sesuai awal dasar kata yang dilekatinya. Proses perubahan
suatu fonem menjadi fonem lain sesuai dengan fonem awal atau fonem yang
mendahuluinya dimana pross morfofonrmis.
MORFOLOGI DAN SEMANTIK VERBA
TRANSITIF
Verba transitif terbentuk dengan adanya proses penurunan kata. Proses
penurunan yang bisa mengakibatkan perubahan bentuk ini sering pula membawa
perubahan atau tambahan makna.
Penurunan Verba Transitif
Verba transitif dapat diturunkan melalui proses transposisi, afikasi, dan
reduplikasi. Transposisi adalah pemindahan dari satu kelas kata ke kelas kata
lain tanpa perubahan bentuk. Afikasi adalah penambahan prefiks, infiks, atau
sufiks pada dasar kata. Reduplikasi adalah perulangan suatu dasar kata, baik
dengan tambahan afiks maupun tidak.
·
Penurunan
melalui Transposisi
Dalam bahasa formal, nomina yang ditransposisikan
menjadi verba diberi tambahan afiks, tetapi afiks ini tidak mengubah makna,
hanya sekadar sebagai penanda keformalan belaka. Berikut adalah contoh
transposisi verba.
Nomina Verba
Tak Formal Formal
jalan jalan berjalan
cangkul cangkul mencangkul
telepon telepon menelepon
gunting gunting menggunting
golok golok menggolok
sendok sendok menyendok
Patokan yang dipakai adalah bahwa bentuk yang
maknanya tidak tergantung pada makna dari bentuk lain itulah yang dianggap
sebagai sumber.
·
Penurunan
melalui Afiksasi
Verba transitif dapat diturunkan dari berbagai
dasar dengan mempergunakan prefiks meng-,
termasuk meng- yang berkombinasi baik
dengan sufiks –kan dan –i maupun dengan gabungan prefiks-sufiks
per-kan dan per-i. Dalam kalimat pasif meng-
digantikan oleh prefiks di- atau ter-.
Macam-macam Verba
Berikut
ini adalah beberapa macam verba yang terdapat dalam bahasa indonesia :
1. Verba Dasar
Verba dasar adalah verba yang berupa morfem dasar bebas.
Contohnya :
·
Mereka sedang duduk.
·
Dia sedang mandi.
·
Dia baru saja tidur.
2. Verba Turunan
Verba turunan adalah verba yang telah mengalami proses morfologi ataupun
gramatikalisasi, afiksasi, reduplikasi, dan komposisi.
Verba turunan terdiri dari verba
berafiks, verba bereduplikasi, verba berkonyugasi, verba berkomposisi.
Contohnya
: Verba Berafiks
·
Kematian ibunya membuat dia sangat terpukul.
·
Dia telah kehilangan kedua orang tuanya.
·
Dia tidak bisa berbuat apa-apa untuk menolong adiknya.
Verba Berduplikasi
·
Seharian ini hanya marah-marah saja kerjanya.
·
Dia tidak pulang-pulang dari kemarin sore.
·
Dia sedang membaca sebuah cerpen.
Verba Berkonyugasi
·
Dia bernyanyi-nyanyi kecil dikamarnya.
·
Dia hanya tersenyum-senyum mendapat pujian itu.
·
Dia bernyanyi sambil berteriak-teriak.
Verba Berkomposisi
·
Dia berjalan kaki kekampus.
·
Dia ketoko itu hanya untuk cuci mata saja.
·
Para buruh bangunan sedang berunjuk rasa didepan kantor DPR.
3. Verba Intransitif
Verba Intransitif adalah verba yang tidak membutuhkan objek.
Contohnya :
·
Mereka tidak berbicara.
·
Mereka tidak pulang.
·
Mereka belum bangun.
4. Verba Transitif
Verba Transitif adalah verba yang membutuhkan objek. Verba transitif
terdiri dari verba monotransitif, verba dwitransitif, dan verba ditransitif.
Contohnya
: Verba Monotransitif
·
Saya menulis surat.
·
Dia membaca puisi.
·
Dia gemar bermain (play station).
Verba Dwitransitif
·
Ibu memberi adik kue.
·
Dia mengirimi saya sepucuk surat.
·
Dia menghadiahi baju untuk temannya.
Verba Ditransitif
·
Dia tidak tidur semalam suntuk.
·
Dia duduk didepan rumahnya.
·
Dia rajin membaca (buku).
5. Verba Aktif
Verba aktif adalah verba yang subjeknya berperan sebagai pelaku atau penanggap.
Umumnya verba aktif berprefiks meN-, ber-, atau tanpa perefiks.
Contohnya :
·
Ibu sedang menasehati kami.
·
Kakak membuatkan adik kue.
·
Penyanyi itu menyanyikan sebuah lagu yang sangat bagus.
6. Verba Pasif
Verba pasif adalah verba yang subyeknya berperan sebagai penderita,
sasaran, atau hasil. Verba pasif umumnya ditandai dengan prefiks -di
atau .
Contohnya :
·
Dia dipukul ayahnya karena nakal.
·
Kaki adik terinjak kakak.
·
Kemarin dia kehujanan ketika pulang dari rumah pamannya
7. Verba Antiaktif
Verba antiaktif adalah verba pasif yang tidak dapat diubah menjadi verba aktif,
dan subjeknya merupakan penanggap (yang merasakan, menderita, mengalami).
Contohnya :
·
Amin kena pukul ibunya.
·
Saya kena marah tadi.
·
Kakak kecopetan tadi di bis.
8. Verba Antipasif
Verba antipasif adalah verbayang tidak dapat diubah menjadi verba pasif.
Contohnya :
·
Anak itu haus akan kasih sayang orang tuanya.
·
Dia benci terhadap ketidak adilan.
·
Pak tani bertanam singkong.
9. Verba Resiprokal
Verba resiprokal adalah verba yang menyatakan perbuatan yang dilakukan oleh dua
pihak, dan perbuatan tersebut dilakukan dengan saling berbalasan.
Contohnya :
·
Mereka saling berpegangan tangan.
·
Meraka saling memukul.
·
Kita harus saling tolong-menolong.
10. Verba Nonresiprokal
Verba nonresiprokal adalah verba yang tidak menyatakan perbuatan yang dilakukan
oleh dua pihak dan saling berbalasan.
Contohnya :
·
Ibu itu sedang mencari anaknya yang hilang.
·
Dia berlari kencang karena dikejar anjing.
·
Dia menangis karena kesakitan.
11. Verba Reflektif
Verba
reflektif adalah verba yang kedua argumennya mempunyai referen yang sama. Verba
reflektif mempunyai dua bentuk, yaitu yang berprefiks ber-, dan yang
nominanya berpadu dengan prefiks tersebut, dan yang berprefiks meN-,
bersufiks –kan, -an, berobjek diri.
Contohnya
: yang berprefiks ber-
·
Dia sedang berjemur di pantai.
·
Dia sedang berdandan.
·
Dia sedang bercermin
Yang
berprefiks meN-, bersufiks –kan, dan berobjek diri.
·
Dia melarikan diri dari rumahnya.
·
Dia membaringkan dirinya di tempat tidurnya.
·
Dia selalu merendahkan dirinya kalau berbicara.
12. Verba Nonreflektif
Verba nonreflektif adalah verba yang kedua argumennya mempunyai referen yang
berlainan, verba nonreflektif dapat dibedakan atas verba kopulatif dan verba
ekuatif.
13. Verba Kopulatif
Verba
kopulatif adalah verba yang mempunyai potensi untuk ditinggalkan tanpa mengubah
konstruksi predikatif yang bersangkutan.
Contohnya :
·
Dia merupakan sosok pemimpin yang bertanggung jawab.
·
Dia adalah puteri ketiga pak Budi.
14. Verba Akuatif
Verba Akuatif adalah verba yang mengungkapkan ciri salah satu argumennya.
Contohnya :
·
Anggota rapat tersebut berjumlahkan dua puluh orang.
·
Jumlah anggota kelompok tersebut bertambah satu orang.
·
Keluarga ideal terdiri dari seorang ibu, dua orang anak, dan ayah.
15. Verba Telis dan Verba Atelis
Verba
telis mgenyatakan bahwa perbuatan tuntas atau bersasaran, seadangkan verba
atelis menyatakan bahwa perbuatan belum tuntas, atau brlum selesai.
Contohnya
:
·
Pak tani menanam padi.
Pak tani bertanam padi.
·
Ia menukar pakaian itu.
Ia bertukar pakaian itu.
16. Verba Performatif
Verba performatif adalah verba dalam kalimat yang secara langsung mengungkapkan
pertuturan yang dibuat pembicara pada waktu mengujarkan kalimat.
Contohnya :
·
Dia telah berjanji akan datang kerumah pamannya.
·
Dia telah mengucapkan sumpah itu.
·
Sejak kecil, kita harus menanamkan sikap rasa peduli terhadap sesama.
17. Verba Konstalatif
Verba konstalatif adalah verba dalam kalimat yang menyatakan atau mengandung
gambaran tentang suatu peristiwa.
Contohnya :
·
Dia menembaki rusa itu.
·
Dia menulis sepucuk surat.
·
Dia membaca sebuah majalah.
18. Verba Deverbal
Verba deverbal adalah verba turunan yang bentuk dasarnya berupa kata kerja.
Contohnya :
·
Dia membaca komik itu sampai larut malam.
·
Danu mencubit Budi hingga terluka.
·
Budi meminum minuman itu hingga ia tak sadarkan diri.
19. Verba Denominal
Verba
denominal adalah verba turunan yang bentuk dasarnya berupa kata benda.
Contohnya
:
·
Kehadirannya sangat berguna bagi semua orang.
·
Dia berkata dengan jujur.
·
Tutur bahasa menggambarkan kepribadian seseorang.
20. Verba Deadjektival
Verba deadjektival adalah verba turunan yang bentuk dasarnya berupa kata sifat.
Contohnya :
·
Dia datang menepati janjinya.
·
Kata-kata selalu menghinaku.
·
Rasa sayang seorang ibu terhadap anaknya takkan pernah memudar sampai
kapanpun.
21. Verba Deadverbial
Verba deadverbial adalah verba turunan yang bentuk dasarnya berupa kata
keterangan.
Contohnya :
·
Dia selalu bersungguh-sungguh dalam segala hal.
·
Berdasarkan bukti-bukti yang diberikan dapat memungkinkan dia sebagai
tersangka pembunuhan berantai itu.
·
Dia dapat menyelesaikan tugas itu dengan baik.
22. Verba Denumeralial
Verba denumeralial adalah verba turunan yang bentuk dasarnya berupa kata
bilangan.
Contohnya :
·
Keluarganya telah menyatu kembali setelah lama berpisah.
·
Dia datang berdua dengan temannya.
·
Dia duduk deretan kelima sebelah kanan.
23. Verba Depreposisional
Verba depreposisional adalah verba turunan yang bentuk dasarnya berupa kata
depan.
Contohnya :
·
Dia sedang mendalami ilmu mikrobiologi.
·
Dia dapat mengatasi berbagai kendala dalam belajar.
·
Kita harus mengedepankan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.
24. Verba Pronominal
Verba pronominal adalah verba turunan yang bentuk dasarnya berupa kata ganti.
Contohnya :
·
Mengapa dia tidak mengaku saja atas perbuatannya itu ?
25. Verba Introgatival
Verba introgatival adalah verba turunan yang bentuk dasarnya berupa kata tanya.
Contohnya :
·
Mengapa hukum di Indonesia dapat dibeli ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar